Rabu, 20 September 2017

Penyakit Stroke Serta Pencegahannya


Penyakit Stroke Serta Pencegahannya
Gambar Stroke: http://www.mayoclinic.org

Penyakit Stroke adalah  penyakit  atau  gangguan  fungsional  otak  akut  fokal  maupun global  akibat  terhambatnya  peredaran  darah  ke  otak.  Gangguan  peredaran darah otak   berupa   tersumbatnya   pembuluh   darah   otak   atau   pecahnya pembuluh  darah  di  otak.  Otak  yang  seharusnya  mendapat  pasokan  oksigen dan  zat  makanan  menjadi  terganggu.  Kekurangan  pasokan  oksigen  ke  otak akan  memunculkan  kematian  sel  saraf  (neuron).  Gangguan  fungsi  otak  ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi,2011).

Stroke  atau  cedera  serebrovaskuler  (CVA)  adalah  kehilangan  fungsi  otak yang  diakibatkan oleh  berhentinya  suplai  darah  kebagian  otak  (Smeltzer  & Bare, 2002). Stroke adalah cedera otak yang berk aitan dengan obstruksi aliran darah  otak.  Stroke  dapat  terjadi  karena  pembentukan  trombus  disuatu  arteri serebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain di tubuh, atau akibat perdarahan otak (Corwin, 2001).

Berdasarkan  beberapa  pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  stroke adalah  gangguan peredaran  otak  yang  dapat  mengakibatkan  fungsi  otak terganggu  dan  bila  gangguan  yang terjadi  cukup  besar  akan  mengakibatkan kematian sebagian sel saraf.

Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu, stroke iskemik dan stroke hemorrhagic. 

Stroke iskemik 
Terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah yang   disebabkan   karena   penyumbatan   pada   pembuluh   darah   otak. penyumbatnya   adalah   plak   atau   timbunan   lemak   yang   mengandung kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh darah  besar (arteri  karotis),atau  pembuluh  darah  sedang  (arteri  serebri) atau pembuluh darah kecil. Penyumbatan  pembuluh  darah  bisa  terjadi  karena  dinding  bagian  dalam pembuluh  darah (arteri)menebal  dan  kasar,  sehingga  aliran  darah  tidak lancar  dan  tertahan.  Oleh  karena  darah  berupa  cairan  kental,  maka  ada kemungkinan  akan  terjadi  gumpalan  darah (trombosis),sehingga  aliran darah  makin  lambat  dan  lama-lama  menjadi  sumbatan  pembuluh  darah. Akibatnya,  otak  mengalami  kekurangan  pasokan  darah  yang  membawah nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh darah.
 
Stroke  Hemoragik  
Terjadi  pada  otak yang  mengalami  kebocoran  atau pecahnya  pembuluh  darah  di  dalam  otak,  sehingga  darah  menggenangi atau   menutupi   ruang-ruang   jaringan   sel   otak.   Adanya   darah   yang mengenangi    atau    menutupi    ruang-ruang    jaringan    sel    otak    akan menyebabkan  kerusakan  jaringan  sel  otak  dan  menyebabkan  kerusakan fungsi   kontrol   otak.   Genangan   darah   bisa   terjadi   pada   otak sekitar pembuluh  darah  yang  pecah (intracerebral  hemorage) atau  dapat  juga genangan   darah   masuk   kedalam   ruang   sekitar   otak   (subarachnoid hemorage)  bila  ini terjadi  stroke bisa  sangat  luas  dan  fatal  bahkan sampai pada kematian. Stroke hemoragik pada umumnya terjadi  pada  lanjut usia, karena  penyumbatan  terjadi  pada dinding  pembuluh  darah  yang  sudah rapuh (aneurisma). Pembuluh  darah  yang  sudah  rapuh  ini,  disebabkan karena  faktor  usia (degeneratif),  akan  tetapi  bisa  juga  disebabkan  karena faktor  keturunan (genetik).  Keadaan  yang  sering  terjadi  adalah  kerapuhan karena  mengerasnya  dinding  pembuluh  darah  akibat  tertimbun  plak  atau arteriosklerosis   akan   lebih   parah   lagi   apabila   disertai   dengan   gejala tekanan  darah  tinggi.

Pencegahan Penyakit Stroke
Orang   yang   pernah   terkena   stroke   memiliki   resiko   lebih   tinggi   untuk mengalaminya  kembali,  terutama  dalam  satu  tahun  pertama  setelah  stroke.
Tindakan   untuk   mencegah   agar   stroke   tidak   berulang,   sama   dengan menghindari   serangan   jantung,   yakni   mempertahankan   kesehatan   sistem kardiovaskuler dan  mempertahankan aliran darah  ke otak.
Tindakan pertama yang    harus    dilakukan    adalah    mengontrol    penyakit–penyakit        yang berhubungan  dengan  terjadinya  aterosklerosis.  Secara  umum,  pengontrolan dapat  dilakukan  dengan  menerapkan  pola  diet  yang  tepat  dan  olahraga  yang teratur untuk mempertahankan kesehatan otak dan sistem saraf. Faktor-faktor pencegahan stroke saling  berkaitan  satu  sama  lain  dan  saling  mendukung mencegah stroke berulang (Sustrani, 2006).
1. Kendalikan tekanan darah
Hipertensi merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam hal resiko stroke.  Mempertahankan  tekanan  darah  dibawah  140/90  mmHg  dapat mengurangu   resiko   stroke   hingga   75-85   persen.   Pada   pasien   stroke disarankan untuk memeriksakan tekanan darah maksimal satu bulan sekali.
2. Kendalikan diabetes
Diabetes  mellitus  meningkatkan  resiko  stroke  hingga  300  persen.  Orang dengan  tingkat  gula  darah  yang  tinggi,  seringkali  mengalami  stroke  yang lebih parah dan  meninggalkan cacat  yang  menetap. Pengendalian diabetes adalah faktor penting untuk mengurangi faktor stroke.
3. Miliki jantung sehat
Penyakit  jantung,  secara  signifikan  meningkatkan  resiko  stroke.  Bahkan, stroke kadangkala disebut sebagai serangan otak karena adanya persamaan biologis  antara  serangan  jantung  dan  stroke.  Kurangilah  faktor  resiko penyakit  stroke  seperti  tekanan  darah  tinggi,  merokok,  kolesterol  tinggi, kurang olahraga, kadar gula darah tinggi, dan berat badan berlebih.

4. Kendalikan kadar kolesterol
Kadar  kolesterol  tinggi  berperan  dalam  mengembangkan  aterosklerosis  karotid,  yaitu  bahan  lemak  tertimbun  di  dalam  pembuluh  karotid,  yaitu  pembuluh  darah  yang  memasok  darah  ke  otak.  Penyempitan  pembuluh- pembuluh  inilah  yang  dapat  meningkatkan  resiko  stroke.  Menurut  analisa dari 16 penelitian di Brigham and Women’s Hospitaldi Boston, bila kadar
kolesterol  diturunkan  hingga  25  persen  maka  dapat  mengurangi  resikostroke sampai 29 persen. 

5. Berhenti merokok
Perokok memiliki resiko 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak  merokok.  Merokok  dapat  meningkatkan  resiko tekanan  darah  tinggi dan   cenderung   untuk   membentuk   gumpalan   darah,   dua   faktor   yang berkaitan  erat  dengan  stroke.  Berbagai  resiko  stroke  yang  terkait  dengan merokok  dapat  ditiadakan  dalam  dua  hingga  tiga  tahun  setelah  berhenti merokok.
Sumber Referensi:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-rusnayusuf-7036-3-babii.pdf